Sebuah cinta, mestinya seutuhnya.
Tak ada yang lebih menyakitkan dari cinta yang dibagi. Sejatinya,
semua orang ingin dicintai secara total. Satu. Kadang cinta tak cukup
mencintai satu.
Sebelum yang kamu cintai sekarang, pasti ada orang yang pernah kamu
cintai juga. Akan begitu seterusnya. Namun ini semua bukan tentang cinta
yang tertinggal, tetapi bagaimana kamu menggunakan cinta yang ada,
untuk mencintai dengan penuh.
Percayalah, sebuah cinta akan terisi dengan sendirinya sampai penuh. Kadang sampai luber.
Cinta yang berlebihan, apalagi kekurangan, sama-sama tak baik. Tapi
kita hanya manusia biasa. Kadang cinta yang sudah satu, digunakan
mencintai seseorang–yang tanpa alasan jelas bisa pergi sewaktu-waktu–
dalam sebuah kurun waktu, hingga saatnya ada orang baru. Cinta yang
berlebihan, pada saat yang tepat, pada saat yang disepakati itu benar,
harus dibagi.
Maafkan aku, sayang. Sepertinya cintaku yang satu, kepadamu, kelak
akan terbagi. Aku tak akan kuat menahan terbaginya cintaku yang satu
ini. Aku sudah melihat cinta yang ini akan berlebihan, aku membutuhkan
wadah yang baru untuknya. Entah dirimu akan terima atau tidak, tetapi
aku harus membagi cinta yang satu ini.
Kelak, cintaku akan terbagi, untuk seorang gadis. Seorang gadis kecil
yang di pagi hari nanti aku ikatkan tali sepatunya pada hari pertama ia
sekolah, yang mencium tanganku sebelum melangkahkan kaki kecilnya ke
dunia yang baru, yang ketika dalam malam yang sama aku pulang dia
bergegas menghampiri, “Ibu, ayah pulang!” seraya berteriak memanggil
kamu.
Berkenankah, kamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar