Mungkin inginku terlalu sederhana.
Aku hanya ingin mendengar kamu yang mengetuk di depan pintu.
Aku hanya ingin sekali lagi melihat wajahmu, meski hanya dari balik jendela.
Aku cuma mau kamu, sosok yang nyata ketika aku membuka pintu.
Aku hanya ingin di depan tungku perapian, bersamamu ketika dingin menerpa.
Bisa saja mauku terlalu sempurna.
Menjadi orang yang kaupilih di antara sempurnanya sosok-sosok yang ada.
Menjadi orang yang kaupilih untuk kauambil hatinya, kemudian kaujaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar