“Aku sakit hati. Tunggu saja, karma akan membalasmu.”
Sepenggal kalimat tadi sering kita dengar di acara sinetron, atau terdengar dari mulut sendiri atau hati kecil kita.
Karma. Mungkin itu salah satu alasan yang membenarkan kita menjadi
seorang pendendam, dengan meminta bantuan semesta, dalam kasus ini,
Tuhan. Apakah Tuhan begitu pendendam dengan mengajarkan dendam kepada
umat-Nya? Atau Dia hanya berlaku adil? Entah, yang aku tahu, nabi
mengajarkan untuk mendoakan yang baik meskipun kepada orang yang berbuat
jahat pada kita.
Namun kita hanya manusia biasa. Ya, itu alasan yang paling sering
dilontarkan ketika kita tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menjadi
manusia yang luar biasa.
Ketika mendapatkan sesuatu yang buruk dari orang lain, kita sering
memohon Tuhan ‘membalaskan dendam’ dengan berucap, “Biar Tuhan aja yang
balas.”
Bagaimana jika perlakuan buruk itu merupakan balasan ‘dendam’ orang
lain yang pernah kita sakiti pula di waktu sebelumnya, yang dia titipkan
melalui Tuhan? Sekali lagi, entah.
“Mata harus dibayar dengan mata.” Seorang pendendam biasanya memiliki
prinsip seperti itu, atau lebih buruk. Namun aku ingat apa kata Mahatma
Gandhi.
“‘Mata dibayar dengan mata’ hanya akan membuat dunia (kamu) buta.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar