Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei dalam pernyataannya di Beijing mengatakan, "pihak aparat masih terus melakukan penyelidikan secara intensif dan mendalam tentang insideng tersebut".
Pada 28 Oktober sebuah mobil menabrak sebuah pagar pembatas di lapangan Tiananmen hingga mobil terbakar dan menewaskan dua orang serta 40 orang turis lainnya luka-luka.
Salah seorang saksi mata kepada Antara mengatakan mobil terbakar dengan hebat disertai bunyi ledakan. Beberapa pihak menduga insiden tersebut sebagai aksi tetorisme, terlebih saat bersamaan beberapa orang melakukan aksi demo dengan menceburkan diri ke danau di sekitar Kota Terlarang menentang pemerintahan yang komunis.
Pusat Biro Keamanan China telah menetapkan insiden di lapangan Tiananmen sebagai serangan terorisme.
Terkait itu Hong Lei mengatakan China sangat meghormati perbedaan etnis dan agama yang ada di Negeri Panda itu dan sangat menentang berbagai bentuk aksi terorisme.
"Berdasar Pusat Biro Keamanan, insiden itu dilakukan dengan sangat terencana, terorganisasi dan kuat diduga sebagai sebuah aksi terorisme. China sangat menentang berbagai aksi terorisme dan melindungi setiap warga negara yang berada di China apapun latar belakang etnis dan agamanya," ujarnya menegaskan.
Hong Lei menegaskan, "China sangat menyayangkan pihak tertentu yang mengkaitkan insiden itu sebagai alat untuk mengkritik kebijakan China terhadap etnis tertentu atau atas keyakinan tertentu, termasuk Islam. China sangat menghargai dan menghormati setiap etnis, agama dan keyakinan yang ada di China".
View the original article here
Tidak ada komentar:
Posting Komentar